Dahsyatnya Aksi Damai 411

Indonesia adalah negara dengan jumlah pemeluk Islam terbanyak di dunia. Selain Islam, di Indonesia juga diakui secara resmi beberapa agama lainnya; Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Di samping itu, Indonesia juga memiliki ratusan suku, ras dan etnis yang berbeda. Dengan kondisi tersebut, sudah barang tentu diperlukan adanya sikap toleransi yang tinggi untuk tetap bisa hidup berdampingan dengan damai.

Sikap toleransi tersebut juga diatur dalam perundang-undangan di Indonesia. Tujuannya jelas, jika ada pihak-pihak yang mencoba mencederai perdamaian agar segera dilakukan proses hukum dengan seadil-adilnya. Sudah seyogyanya pula aturan ini ditaati oleh semua lapisan bangsa dan ditegakkan sebaik-baiknya.

Pernyataan saya di atas terkait dengan dugaan penistaan al-Qur’an yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di  depan warga Kepulauan Seribu pada 27 September 2016. Sementara, ia beragama Kristen. Dalam pernyataannya, Ahok menyitir Surah al-Maidah ayat 51 yang kemudian memancing ketersinggungan umat Islam karena dianggap sudah melewati batas. Sebagai informasi, kandungan surat al-Maidah ayat 51 berisi tentang larangan bagi umat Islam untuk memilih pemimpin non muslim.

Debut Lari 5k di Bogor

“Ting-tung!” tiba-tiba ada pesan Whatsapp masuk ke ponsel gue.

“Bang, ikut ini yuk!” kira-kira begitu bunyi pesan dari Dini yang juga ada gambar poster event lari di Bogor.

Gue itu dari kecil suka sama olahraga. Udah banyak jenis olahraga gue cobain, mulai dari ikut SSB, pencak silat, renang, krav maga (bela diri Israel), dll. Tapi sama yang namanya lari serius, apalagi long run, belom pernah kepikiran sama sekali.

Event yang dimaksud Dini itu adalah kerjasama antara Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan Persatuan Ahli Gizi (Persagi), namanya Nutrition Fun Jogging & Running (NFJR) 2016. Acaranya di sekitar kampus IPB Baranangsiang dengan kategori 5k jogging dan 10k running.

Gowes Nanjak Asoy ke KM Nol

“Kata para goweser Jabodetabek, kalo belom ke KM Nol gowesnya belom afdol.”

KM Nol. Kalo dengar dua kata itu, apa yang ada di pikiran kalian? Kota Sabang? Ya gak salah sih, soalnya emang di sana ada Tugu Kilometer Nol yang terkenal itu. Tapi KM Nol yang lagi gue omongin di sini bukan itu, tapi ada di…….. Sentul. Yap, dekat sirkuit yang terkenal itu.

Sebenarnya KM Nol (660 mdpl) adalah titik pertemuan jalan yang adanya di puncak bukit Desa Bojong Koneng. Jalan dari arah Taman Budaya, Bukit Pelangi dan Cijayanti bertemu di titik ini. Di sana cuma ada beberapa warung kecil yang jualan es kelapa, gorengan dan mie instan. Menurut gue pemandangannya biasa aja dan cuacanya juga cukup panas. Satu-satunya hal istimewa di KM Nol adalah TANJAKANNYA. Sadis Broooo…