Kita pada Suatu Waktu

Lembayung senja membawa Sang Raja kembali ke peraduannya
Aku duduk di tepi tebing sembari memandang ujung samudera
Sepi, sendiri, menepi

Kau datang menawarkan tawa
Membawa senyum tulus yang hilang dari bibirku sejak lama

Candamu, polos tawamu membuat duniaku kembali berwarna
Aku tak tahu, semua ini apa namanya
Dan memang tak perlu tahu kurasa

Waktu tak pernah berjalan mundur
Bukan soal seberapa sering kita berjumpa,
tapi seberapa sering kita membekukannya
Dan akan selalu melekat dalam kepala

Hidup cuma sekali
Jalani yang membuatmu bahagia sebelum mati
Aku akan tetap menjadi aku
Bisa saja menjadi kita pada suatu waktu

Lepaskanlah,
Biarlah Tuhan kita yang melabuhkan segalanya
Bukankah kapal yang berlayar di lautan juga karena kuasa-Nya?


Bogor, 22 November 2014
Hidayatul Fajri

Selatan Jakarta Selepas Hujan

Kali ini aku berbicara lebih banyak padanya. Lebih dalam
Ada yang berbeda
Kulihat sisa hujan masih bergelayut mesra di dahan cemara
Tenang, begitu nyaman di hati
Tak seperti yang mereka bilang
Aku memahami lebih dalam
Tentang hidup yang hanya berbicara soal perpindahan, dari satu ke lain masa, dari satu ke lain peran
Dari aku menjadi kami
Tuhan sungguh anggun, mencipta hujan bersama angin
Membawa kedamaian melebihi batas kata
Selatan Jakarta selepas hujan
Aroma daun basah masuk jauh ke dalam kepala
Damai, seperti bidadari memeluk jiwa

03 Desember 2014
Hidayatul Fajri

Jokowi, Sejarah Baru Bangsa

"Merdeka!"

Itulah kata terakhir dalam pidato kenegaraan pertama Jokowi usai dilantik sebagai presiden RI ke-7. Senin, 20 Oktober 2014 adalah hari yang sangat berbeda. Indonesia bergembira. Warga ibukota yang paling merasakannya. Sebab, pada hari itu seorang tukang kayu asal Solo dikukuhkan menjadi orang nomor satu di negeri ini.

Pengalaman Operasi Tulang Hidung

Orang bilang, sehat itu mahal harganya. Bukan soal nominal, tapi lebih pada kenikmatan sehat itu sendiri. 

Kawan, hari ini (Senin, 28/9/2014) akhirnya aku merasakan bagaimana sensasi opname di rumah sakit. Ini adalah pengalaman pertamaku.

Ceremai, Si Mistis Nan Eksotis

Kunamai pendakian ini dengan “perjalanan hati”.

Cerita ini diawali ajakan seorang teman untuk mendaki lagi. Iya, kukatakan mendaki lagi sebab baru awal April lalu kami nanjak ke Gunung Gede. Tujuan awalnya Merbabu dan Merapi, tapi karena kami kehabisan tiket kereta dan tiket bus terlampau mahal akhirnya kami memutuskan untuk ke Gunung Ceremai (3078 mdpl), tertinggi di Jawa Barat.

Suatu Malam di Surya Kencana

Sekali lagi,
gemintang menunjukkan atraksinya

Cuma di sini,
di Surya Kencana

Kerlip lampu dari setiap tenda,
menambah hangat suasana

di sini,
cuma ada cinta

Terdengar canda tawa
Lepas,
nyaris tanpa dusta

Nyala tungku api,
saksi kemesraan kita

Bersama sahabat
Merajut kasih, menjalin cinta

di sini,
di Surya Kencana


HIDAYATUL FAJRI
Lembah Surya Kencana, Gunung Gede
Sabtu, 6 April 2014
Pukul 04:33 WIB

Senja di Surya Kencana

Senja,
Kabut tipis mulai turun di Lembah Surya Kencana
Lembah para bidadari

Apa kabar wanitaku?
Engkau yang sekian lama mengisi rongga dadaku

Apa kabar kebahagiaan itu?
Sudahkah dapat kau ambil lagi?

Gede menunjukkan keangkuhannya
Kala aku merengkuhnya di suatu senja
Merona

Tapi sekali lagi
Ia menunjukkan pesonanya
Ketika kukecup pucuk edelweis putihnya

Pangrango selalu menggoda
Membujukku ke pelukannya
Aku tak mau
Dia pernah disebut orang

Aku cuma mau engkau
Bersamaku di Surya Kencana pada suatu senja
Mereguk cinta
Berdua


HIDAYATUL FAJRI
Lembah Surya Kencana, Gunung Gede
Sabtu, 5 April 2014
Pukul 16:54 WIB

Sekali Lagi, Gede Pangrango Tunjukkan Pesonanya

Di sana ada lembah kasih, lembah para bidadari. Ke sana aku akan pergi.

Bagi kalangan pendaki gunung yang berdomisili di kawasan Jabodetabek, Gunung Gede Pangrango sudah barang tentu tak asing lagi. Gunung yang terletak di tiga kabupaten (Kab. Bogor, Kab, Sukabumi, dan Kab. Cianjur) ini selalu jadi favorit pendaki singkat, alias tidak punya banyak waktu libur.

Pangandaran, Surga Tercecer di Selatan Jawa

Dalam rangka merayakan libur panjang akhir pekan yang sepertinya memang harus dirayakan, kali ini saya memilih untuk menyatu dengan salah satu surga yang tercecer di selatan Jawa, Pangandaran.