Kawan, pernahkah kau merasakan sesuatu yang baru padahal selama ini ia berada di dekatmu? Dekat sekali. Dan apa pula yang kau rasakan saat tiba-tiba kau dibangunkan dari tidur panjangmu?
Mari kuceritakan. Aku merasa beruntung, sebab di usiaku yang sudah tiba di angka 23 aku diperkenankan untuk mengenali diriku lebih jauh. Sebenarnya aku sudah beberapa kali menjalani kegiatan serupa, tapi kurasa kali ini berbeda. Akhir pekan lalu (9-10 Nov 2013) aku mengikuti pelatihan pembangunan karakter yang diwajibkan oleh kantorku.
Awalnya aku merasa bahwa semuanya sama saja seperti sebelum-sebelumnya. Tapi, setelah kucermati, kali ini lebih menarik. Kami dikenalkan dengan teknologi foto karakter oleh Dr. Jakoep Ezra, seorang spesialis karakter. Menurutnya, karakter setiap individu memiliki ciri khas yang bisa dibedakan dengan menggunakan warna berdasarkan DNA yang berimbas pada kecenderungan perilaku. Ada merah, kuning, ungu, dan hijau. Setiap individu memiliki keempat warna tersebut, cuma biasanya hanya satu atau dua yang dominan.
Teman-temanku semuanya memiliki dua warna dominan. Cuma aku yang hanya memiliki satu warna dominan, kuning. Artinya, karakter si kuning tersebut sangat kuat melekat pada diriku. Tak perlu kuceritakan kelebihan dan kekurangan setiap warna karena kau harus mencobanya sendiri, Kawan!
Saat aku berdiskusi dengan salah seorang psikolog yang tergabung dalam tim Power Character, aku merasa ditelanjangi. Karena aku merasa bahwa apa yang ia katakan tentang diriku benar adanya. Ia juga menjelaskan kelebihan dan kekuranganku. Hal-hal apa saja yang harus kupertahankan, tingkatkan, dan kurangi. Ia juga menerangkan potensi yang kumiliki berdasarkan karakterku.
Anehnya, berdasarkan penjelasannya, latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang kujalani saat ini benar-benar sesuai dengan karakter yang kumiliki. Padahal saat memilih jurusan kuliah, aku hanya mengikuti kesukaanku saja. Dan, Ya Tuhan, aku sangat bersyukur atas itu semua. Ia menunjukkan jalan terbaik atas ketidaktahuanku.
Dan pesan yang aku dapat, Tuhan tidak pernah menciptakan makhluknya dengan keadaan buruk. Cuma kadang kita tidak mau membaca dan menggali potensi yang ada, sehingga ia hanya jadi harta terpendam. Inilah yang mengakibatkan kondisi yang tidak kita harapkan terjadi. Karena apa? Karena kita tidak menjalani dengan bahagia setiap sisi kehidupan kita.
Tuhan tidak memerintahkan kita untuk melakukan semua hal. Tapi cukup lakukan yang terbaik dalam setiap hal yang sesuai dengan talenta kita. Jangan membuang waktu hanya untuk membandingkan kehidupan kita dengan orang lain.
Jadi, cukup kenali diri kita, lalu jalani setiap pekerjaan dengan bahagia, kelak kesuksesan akan menghampiri kita. Kalaupun tidak secara materi, setidaknya kita sudah bahagia menjalani kehidupan ini.
Trainees MDP SCTV |
HIDAYATUL FAJRI
12 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar